Di suatu sekolah ada 2 gadis manis-manis dan pintar-pintar. Mereka bernama Novita dan Meilla. Mereka berdua bersahabat sejak kelas 1 SMP. Dan sekarang mereka duduk di kelas 8 di SMP Bintang. Semua rintangan yang mereka hadapi tidak dapat memisahkan persahabatan mereka.
Dan pada suatu hari…
“Novita mana ya? Tasnya juga belum ada. Nggak biasanya dia jam segini belum di sekolah.” Batin Meilla
“Nyari siapa?” Tanya Anita
“Nyari Novita. Kamu tahu nggak?” jawab Meilla
“Emmm, enggak .Dia juga belum datang kan?” jawab Anita
“Iya si!” ucap Meilla
“Ya udah kalau gitu. Aku mau ke perpustakaan. Nggak ikut nih?” Tanya Anita
“Nggak deh. Makasih!” jawab Meilla
“Ya udah deh kalau gitu.” Jawab Anita
“Novita mana ya? Tasnya juga belum ada. Nggak biasanya dia jam segini belum di sekolah.” Batin Meilla
“Nyari siapa?” Tanya Anita
“Nyari Novita. Kamu tahu nggak?” jawab Meilla
“Emmm, enggak .Dia juga belum datang kan?” jawab Anita
“Iya si!” ucap Meilla
“Ya udah kalau gitu. Aku mau ke perpustakaan. Nggak ikut nih?” Tanya Anita
“Nggak deh. Makasih!” jawab Meilla
“Ya udah deh kalau gitu.” Jawab Anita
Saat pulang sekolah, Meilla langsung ke rumah Novita karena hari ini Novita tidak masuk sekolah. Saat tiba di rumah Novita, Meilla berusaha memanggil-manggil Novita tapi tidak ada jawaban.
“Novita…!” teriak Meilla
“Kemana ya Novita?” gerutu Meilla
“Nyari siapa neng?” Tanya tetangga Novita
“Nyari Novita. Rumahnya Novita kok sepi ya bu?” ucap Meilla
“Oh, itu neng. Novita sama keluarganya sejak kemarin minggu sudah pergi ke Bogor.” Jawab tetangga Novita
“Memang ada apa ya bu?” Tanya Meilla
“Ibu juga nggak tahu neng. Mereka bawa barang banyak gitu, kayak orang mau pindahan.” Jawab tetangga Novita
“Hah, pindahan?” ucap Meilla kaget dalam hati
“Emm, ya udah bu. Saya permisi pulang dulu.” Ucap Meilla
“Iya neng.” Jawab tetangga Novita
“Kemana ya Novita?” gerutu Meilla
“Nyari siapa neng?” Tanya tetangga Novita
“Nyari Novita. Rumahnya Novita kok sepi ya bu?” ucap Meilla
“Oh, itu neng. Novita sama keluarganya sejak kemarin minggu sudah pergi ke Bogor.” Jawab tetangga Novita
“Memang ada apa ya bu?” Tanya Meilla
“Ibu juga nggak tahu neng. Mereka bawa barang banyak gitu, kayak orang mau pindahan.” Jawab tetangga Novita
“Hah, pindahan?” ucap Meilla kaget dalam hati
“Emm, ya udah bu. Saya permisi pulang dulu.” Ucap Meilla
“Iya neng.” Jawab tetangga Novita
Saat di rumah, Meilla masih memikirkan mengapa Novita pergi ke Bogor tanpa memberi kabar apapun pada Meilla. Meilla mencoba menghubungi Novita, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sampai-sampai Meilla sakit gara-gara memikirkan kabar sahabatnya Novita.
Setelah 1 minggu, Novita kembali ke Jakarta. Dia tidak tahu bahwa Meilla sedang sakit gara-gara memikirkan dia. Saat dia masuk sekolah, dia mencari-cari Meilla karena ia mau memberikan oleh-oleh berupa gelang pasangan persahabatan pada Meilla. Saat Novita tahu bahwa Meilla sakit, Novita langsung pergi ke rumah Meilla.
Setelah 1 minggu, Novita kembali ke Jakarta. Dia tidak tahu bahwa Meilla sedang sakit gara-gara memikirkan dia. Saat dia masuk sekolah, dia mencari-cari Meilla karena ia mau memberikan oleh-oleh berupa gelang pasangan persahabatan pada Meilla. Saat Novita tahu bahwa Meilla sakit, Novita langsung pergi ke rumah Meilla.
“Meilla…” teriak Novita
“Oh, Novita. Masuk! Meillanya ada di dalam. Meilla pasti senang melihat Novita datang.” Ucap Ibu Novita
“Iya tante.” Jawab Novita
“Oh, Novita. Masuk! Meillanya ada di dalam. Meilla pasti senang melihat Novita datang.” Ucap Ibu Novita
“Iya tante.” Jawab Novita
Saat di kamar Meilla…
“Meilla.” Ucap Novita pelan
“Novita?” ucap Meilla kaget
“Iya. Ini aku Novita sahabat kamu.” Jawab Novita
“Apa kamu bilang? Sahabat? Apa yang kamu bilang sahabat? Kenapa kamu pergi ke Bogor nggak bilang-bilang ke aku? Dan selama di Bogor kenapa kamu tidak pernah menghubungiku? Apa itu yang namanya sahabat?” ucap Meilla marah
“Maafkan aku Meilla. Aku tidak sempat menghubungimu dan memberitahumu. Karena aku khawatir dengan keadaan ayahku yang ada di Bogor. Ayahku sekarang sedang sakit parah di Bogor. Maafkan aku Meilla.” Ucap Novita
“Emmm, iya deh. Maafin aku juga ya! Aku udah marah-marah ke kamu.” Ucap Meilla
“Iya, nggak pa-pa ko’. Ini juga salah aku. Eh, aku punya oleh-oleh buat kamu.” Jawab Novita
“Apaan?” Tanya Meilla
“Gelang persahabatan!” jawab Novita sambil mengeluarkan sepasang gelang dari sakunya
“Wah, makasih ya Novita!” ucap Meilla
“Sippp!” jawab Novita
“Novita?” ucap Meilla kaget
“Iya. Ini aku Novita sahabat kamu.” Jawab Novita
“Apa kamu bilang? Sahabat? Apa yang kamu bilang sahabat? Kenapa kamu pergi ke Bogor nggak bilang-bilang ke aku? Dan selama di Bogor kenapa kamu tidak pernah menghubungiku? Apa itu yang namanya sahabat?” ucap Meilla marah
“Maafkan aku Meilla. Aku tidak sempat menghubungimu dan memberitahumu. Karena aku khawatir dengan keadaan ayahku yang ada di Bogor. Ayahku sekarang sedang sakit parah di Bogor. Maafkan aku Meilla.” Ucap Novita
“Emmm, iya deh. Maafin aku juga ya! Aku udah marah-marah ke kamu.” Ucap Meilla
“Iya, nggak pa-pa ko’. Ini juga salah aku. Eh, aku punya oleh-oleh buat kamu.” Jawab Novita
“Apaan?” Tanya Meilla
“Gelang persahabatan!” jawab Novita sambil mengeluarkan sepasang gelang dari sakunya
“Wah, makasih ya Novita!” ucap Meilla
“Sippp!” jawab Novita
Sejak itu, Meilla selalu menjaga baik-baik gelang persahabatan itu. Tidak ada yang boleh memegang gelang itu, karena ia khawatir gelang persahabatan pemberian sahabatnya itu rusak apa lagi hilang. Tapi pada suatu hari, saat Meilla sedang berjalan di pinggir jalan, gelang persahabatan itu jatuh. Dan tanpa sadar gelang itu terlindas mobil dan akhirnya rusak. Saat di jalan Meilla tidak sadar bahwa gelang persahabatannya jatuh dan terlindas mobil sampai rusak. Saat ia di rumah, ia baru sadar dan mencari-cari gelang itu sampai ia menangis dan ketakutan.
Saat di rumah…
“Lho, gelang aku mana?” ucap Meilla kaget
“Lho, gelang aku mana?” ucap Meilla kaget
Meilla mencari-cari gelang itu terus dan terus.
“Meilla, kamu sedang mencari apa?” Tanya Ibu Meilla
“Itu bu, aku lagi nyari gelang persahabatanku pemberian Novita itu lho bu.” Jawab Meilla
“Coba kamu ingat-ingat dulu. Dimana kamu simpan gelang itu.” Ucap Ibu Meilla
“Seingat aku si gelang itu aku pakai terus.” Jawab Meilla
“Itu bu, aku lagi nyari gelang persahabatanku pemberian Novita itu lho bu.” Jawab Meilla
“Coba kamu ingat-ingat dulu. Dimana kamu simpan gelang itu.” Ucap Ibu Meilla
“Seingat aku si gelang itu aku pakai terus.” Jawab Meilla
Kringgggg… (Telefon rumah Meilla berbunyi)
Via telefon:
“Selamat sore, ini siapa ya?” Meilla
“Ini aku Novita. Meillanya ada?” Novita
“Iya ini aku sendiri. Ada apa Nov?” Meilla
“Mel aku habis ini mau main ke rumahmu. Boleh ya? Aku juga mau belajar bersama denganmu.” Novita
“Emmm, iya tentu boleh.” Meilla
“Ya udah ya mel 5 menit lagi aku sampai rumahmu.” Novita
“Iya.” Meilla
“Selamat sore, ini siapa ya?” Meilla
“Ini aku Novita. Meillanya ada?” Novita
“Iya ini aku sendiri. Ada apa Nov?” Meilla
“Mel aku habis ini mau main ke rumahmu. Boleh ya? Aku juga mau belajar bersama denganmu.” Novita
“Emmm, iya tentu boleh.” Meilla
“Ya udah ya mel 5 menit lagi aku sampai rumahmu.” Novita
“Iya.” Meilla
“Aduh, gimana ini kalau Novita sampai tahu kalau gelang persahabatan pemberiannya hilang? Pasti dia marah banget.” Ucap Meilla ketakutan dalam hati
5 menit kemudian…
“Meilla…!” teriak Novita
“Iya. Eh, Novita. Masuk yuk!” ucap Meilla grogi
“Mel, kamu kenapa si?” Tanya Novita heran
“Emm, nggak ko. Nggak pa-pa.” jawab Meilla
“Masa’ si?” Tanya Novita lagi
“Emmm, sebenernya si, a a aku udah ngilangin gelang yang kamu kasih ke aku. Tapi aku bisa jelasin ko’. Please, maafin aku!” ucap Meilla cemas
“Hahaha… Ya ampun Meilla. Aku kira kamu kenapa. Habis muka kamu pucat banget si. Apa si arti sebuah gelang dalam persahabatan? Gelang itu nggak berarti apa-apa. Kunci persahabatan bukanlah gelang melainkan kesetiaan dan pengertian satu sama lain. Jadi, kamu nggak perlu takut. Aku nggak bakal marah ko’ sama kamu.” Ucap Novita sambil melepas gelangnya dan membuangnya
“Tapi Novita, itu kan gelang persahabatan kita.” Ucap Meilla
“Udahlah, gelang dapat dibeli tapi sahabat sejati tidak dapat dibeli.” Jawab Novita
“Thanks ya Novita.” Ucap Meilla
“We are best friend forever…!” ucap Meilla dan Novita
“Meilla…!” teriak Novita
“Iya. Eh, Novita. Masuk yuk!” ucap Meilla grogi
“Mel, kamu kenapa si?” Tanya Novita heran
“Emm, nggak ko. Nggak pa-pa.” jawab Meilla
“Masa’ si?” Tanya Novita lagi
“Emmm, sebenernya si, a a aku udah ngilangin gelang yang kamu kasih ke aku. Tapi aku bisa jelasin ko’. Please, maafin aku!” ucap Meilla cemas
“Hahaha… Ya ampun Meilla. Aku kira kamu kenapa. Habis muka kamu pucat banget si. Apa si arti sebuah gelang dalam persahabatan? Gelang itu nggak berarti apa-apa. Kunci persahabatan bukanlah gelang melainkan kesetiaan dan pengertian satu sama lain. Jadi, kamu nggak perlu takut. Aku nggak bakal marah ko’ sama kamu.” Ucap Novita sambil melepas gelangnya dan membuangnya
“Tapi Novita, itu kan gelang persahabatan kita.” Ucap Meilla
“Udahlah, gelang dapat dibeli tapi sahabat sejati tidak dapat dibeli.” Jawab Novita
“Thanks ya Novita.” Ucap Meilla
“We are best friend forever…!” ucap Meilla dan Novita
Akhirnya persahabatan Meilla dan Novita semakin erat. Tidak ada orang yang mampu memisahkan persahabatan mereka.
0 komentar: